cover
Contact Name
Chairil Faif Pasani
Contact Email
chfaifp@ulm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
edu.mat@ulm.ac.id
Editorial Address
Ruang Prodi Pendidikan Matematika Gedung FKIP ULM Banjarmasin Jalan Brigjen H. Hasan Basri, Kayu Tangi, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika
ISSN : 23382759     EISSN : 25979051     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Core Subject : Education,
EDU-MAT adalah jurnal yang didirikan pada tahun 2013 di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat. EDU-MAT merupakan kumpulan artikel hasil penelitian maupun kajian dosen, peneliti, guru, maupun mahasiswa di bidang pendidikan matematika yang belum pernah dimuat/diterbitkan di media lain. EDU-MAT diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat yang terbit 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan April dan Oktober
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2021)" : 10 Documents clear
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS Rines Noferina; Erdawati Nurdin; Noviarni Noviarni
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.10208

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki setiap siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan pemecahan masalah dalam contextual teaching learning (CTL) dari tinjauan disposisi matematis. Penelitian eksperimen dengan desain faktorial ini dilakukan di SMPN 3 Tambang di provinsi Riau. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, angket dan tes. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan uji ANOVA dua jalur. Hasil penelitian dan analisis data menyimpulkan bahwa CTL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah, sedangkan disposisi matematis tidak. Penerapan CTL dalam pembelajaran matematika harus dilakukan secara kontinu untuk memperoleh kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik. Kata kunci: contextual teaching and learning, pemecahan masalah, faktorial desain Abstract: Mathematical problem solving is important skill students must have.This study aims to examine students’ problem solving skill in contextual teaching and learning in terms of mathematical dispositions. Factorial design experimental was conducted at SMPN 3 Tambang, Riau province. Sample selected by cluster random sampling technique. Observation sheets, questionnaires and tests were used. The data were analyzed by the two way ANOVA test. The conclusion is CTL has an effect on problem solving, while mathematical dispositions does not. CTL must be applied continously to obtain high mathematical problem solving. Keywords: contextual teaching and learning, problem solving, factorial design
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKS LINGKUNGAN LAHAN BASAH BERORIENTASI HOTS Siti Mawaddah; Indah Budiarti; Mahpi Aulia
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.9750

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan dan menghasilkan perangkat pembelajaran matematika konteks lahan basah berorientasi HOTS untuk siswa SMP. Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Plomp dengan kriteria valid, praktis dan efektif untuk mengetahui terpenuhi atau tidak kriteria valid, praktis dan efektif  maka dilakukan validasi dan uji coba. Hasil uji validasi oleh dua orang validator menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika (LKPD dan THB) yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Hasil uji coba untuk kepraktisan perangkat pembelajaran, tingkat keterlaksanaan LKPD untuk setiap pertemuan berada pada kategori tinggi sehingga disimpulkan bahwa LKPD yang dikembangkan adalah praktis. Untuk keefektifan, semua indikator yakni ketuntasan belajar, aktivitas siswa dan respon siswa memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dalam hal ketuntasan belajar sekitar 84,5% siswa yang mendapatkan skor  minimal 70. Semua aktivitas siswa berada dalam kriteria keefektifan yang ditetapkan, dan respon siswa berdasarkan beberapa pertanyaan yang diberikan adalah positif. Konteks lahan basah pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu makanan, flora fauna, budaya, alat transportasi dan tempat wisata di Kalimantan Selatan. Kata kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran, lahan basah, HOTS Abstract: The purpose of this study was to describe the process of developing and producing HOTS-oriented wetland context mathematics learning tools for junior high school students. This development research using the Plomp development model with valid, practical and effective criteria. To determine whether valid, practical and effective criteria are met or not, validation and trials are conducted. The results of the validation test by two validators showed that the mathematics learning tools (LKPD and THB) developed met the valid criteria. The results of the trial for the practicality of learning tools, the level of implementation of the LKPD for each meeting were in the high category, so it was concluded that the LKPD developed was practical. For effectiveness, all indicators, namely learning completeness, student activities and student responses meet the established criteria. In terms of learning completeness, about 84.5% of students get a minimum score of 70. All student activities are within the effectiveness criteria set, and student responses based on some of the questions given are positive. The wetland context in the learning tools developed are food, flora and fauna, culture, transportation and tourist attractions in South Kalimantan.Keywords: Keywords: development, learning tools, wetland, HOTS.
PENGEMBANGAN MODEL LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) KOORDINAT CARTESIUS UNTUK KELAS VIII SMP BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Muhammad Hanafi; Dina Huriaty; Mayang Gadih Ranti
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.10336

Abstract

Salah satu pendekatan yang membuat siswa aktif dan meningkatkan keingintahuan siswa dalam tuntutan Kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik perlu ditunjang dengan ketersediaan bahan ajar yang tepat, salah satunya adalah LKS. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model LKS koordinat Cartesius untuk kelas VIII SMP berbasis pendekatan saintifik. Metode penelitian ini adalah Research & Development. Model pengembangan mengacu pada model ADDIE yang terdiri atas lima tahap, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Uji coba skala kecil dilakukan terhadap 9 siswa kelas VIII. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket respon siswa, dan tes hasil belajar. Teknik analisis data dilakukan untuk medapatkan LKS yang memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif untuk mengetahui kelayakan LKS yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan model LKS koordinat Cartesius yang dikembangkan berdasarkan lima tahapan  ADDIE telah memenuhi kriteria valid, sangat praktis, dan efektif dengan persentase ketuntasan klasikal berada pada kategori sangat baik.   Kata kunci: Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Saintifik, Model ADDIE Abstract: One of approach to make students active and develop student’s curiosity according to curicculum 2013 is scientific approach.  Learning using scientific approach is needed to supported by availability of good learning sources. One of them is worksheet. This research aims to develop the model of worksheet on Cartesius coordinate topic based scientific approach for Junior High School Students class VIII. This research is research and development. Development model using ADDIE with the five steps, namely Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Try Out was done on nine students of class VIII Junior High School. The instruments were validation sheets, student’s response quationare, and test. Analysis data tehcnique was quantitative to get the quality of worksheet from its validity, practically, and effectiveness. The results shows that the Cartesius Coordinate worksheet model based scientific approach for junior high school class VIII was develop using ADDIE Model was valid, very practice and effective with classical mastery percentage on very good category. Keywords: Student Worksheet, Scientifc Approach, ADDIE Model
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI GENDER DAN GAYA BELAJAR Muhammad Turmuzi; Nani Kurniati; Syahrul Azmi
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.10371

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara lengkap kompetensi mahasiswa dalam memahami konsep matematis pada mahasiswa calon guru sekolah dasar dilihat dari gender dan gaya belajar. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Mataram. Informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan informasi sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah informan, khususnya mahasiswa, dan sumber tambahan adalah dokumentasi terkait pemahaman mahasiswa tentang konsep matematis. Instrumen yang digunakan adalah tes gaya belajar dan uji coba kemampuan memahami konsep matematis. Untuk mengetahui gaya belajar mahasiswa digunakan angket tes gaya belajar yang terdiri dari angket gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan angket gaya belajar kinestetik. Untuk mengukur pemahaman konsep matematis mahasiswa digunakan soal ujian semester. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai rata-rata pemahaman konsep matematis mahasiswa ditinjau dari gender dan gaya belajar, secara spesifik: a) Visual (laki-laki 67,50 dan perempuan 80,55); b) Auditorial (laki-laki 72,50 dan perempuan 83,57); Kinestetik (Pria 72.50 dan Wanita 80.00); Auditorial-Kinestetik (wanita 80.00) Kata kunci: Konsep Matematis, Gender, Gaya Belajar Abstract:The purpose of this study was to describe completely the competence of students in understanding mathematical concepts of prospective elementary school teacher students in terms of gender and learning styles. The subjects of this study were students of the Elementary School Teacher Education Study Program, Mataram University. The information collected in this study is primary data and secondary information. Primary data in this study were informants, especially students, and additional sources were documentation related to students' understanding of mathematical concepts. The instrument used was a learning style test and a test of the ability to understand mathematical concepts.To determine student learning styles, a learning style test questionnaire was used which consisted of a visual learning style questionnaire, an auditory learning style and a kinesthetic learning style questionnaire. To measure students' understanding of mathematical concepts, semester exam questions are used. The conclusion of this study is the average value of students' understanding of mathematical concepts in terms of gender and learning style, specifically: a) Visual (male 67.50 and female 80.55); b) Auditorial (male 72.50 and female 83.57); Kinesthetic (Male 72.50 and Female 80.00); Auditorial-Kinesthetic (female 80.00). Keywords: Mathematical Concepts, Gender, Learning Styles
PENGEMBANGAN MEDIA SIMULATIF “TRAVEL GAME” KONTEKS LINGKUNGAN LAHAN BASAH UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Iskandar Zulkarnain; Taufiq Hidayanto; Muhammad Riza
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.9784

Abstract

Tujuan mata pelajaran matematika yang disebutkan dalam standar isi BSNP Depdiknas yaitu menerapkan konsep-konsep dan algoritma-algoritma dalam matematika untuk memecahkan masalah. Masalah yang dikemukakan dapat berupa masalah kehidupan sehari-hari. Namun, hasil PISA dan TIMMS menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia tergolong rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan media dalam pembelajaran matematika. Untuk itu, pengembangan media pembelajaran matematika perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media simulatif “travel game” konteks lingkungan lahan basah untuk pembelajaran matematika. Penelitian yang dilaksanakan berjenis penelitian pengembangan. Alur pelaksanaan penelitian ini mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Plomp yaitu tahap penelitian pendahuluan (preliminary research), tahap prototyping (prototyping stage), dan tahap assessment (assessment phase), namun penelitian ini hanya terbatas pada prototyping. Media yang dikembangkan diuji validitasnya oleh ahli pendidikan matematika, ahli Bahasa, ahli desain-produk, dan guru matematika. Hasil validasi menunjukkan bahwa prototype yang dikembangkan valid.   Kata kunci: Media simulatif, travel game, Lingkungan Lahan Basah Abstract: The objectives of mathematics subjects mentioned in the content standards of the National Education Board's BSNP are to apply concepts and algorithms in mathematics to solve problems. The problems raised can be in the form of problems of everyday life. However. However, the results of PISA and TIMMS show that the mathematics ability of students in Indonesia is classified as low. One of the efforts that can be made is the use of media in mathematics learning. For that, the development of mathematics learning media needs to be done. This study aims to develop a simulative media "travel game" in the context of a wetland environment for learning mathematics. The research carried out was of the type of development research. The steps of this research implementation refer to the steps put forward by Plomp, namely the preliminary research stage, the prototyping stage, and the assessment phase, but this research is limited to prototyping. The validity of the media developed was tested by mathematics education experts, linguists, product-design experts, and mathematics teachers. The validation results show that the developed prototype is valid. Keywords: Simulative media, travel games, Wetlands Environment
PEMBERIAN SCAFFOLDING BERDASAR PELEVELAN TAKSONOMI SOLO SISWA KATEGORI UNISTRUCTURAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL JARAK DIMENSI TIGA Fitri Umardiyah; M. Farid Nasrulloh
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.9255

Abstract

Taksonomi SOLO merupakan cara menglasifikasi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal geometri. Siswa yang termasuk kategori unistructural dalam pelevelan Taksonomi SOLO, mampu mengunakan satu informasi/konsep dalam pengerjaan soal. Berdasar hasil wawancara dengan guru matematika di MA Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, siswa kesulitan mengintepretasikan materi jarak dimensi tiga ke dalam pikiran mereka. Siswa membutuhkan bantuan (scaffolding) untuk meningkatkan level kemampuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi mengenai pemberian scaffolding yang dapat meningkatkan level taksonomi SOLO siswa kategori unistructural sesuai dengan kebutuhan siswa. Subjek penelitian terdiri atas lima siswa kelas XII yang terpilih melalui tes penglasifikasian Taksonomi SOLO level unistructural. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Peneliti sebagai instrumen utama menganalis hasil pengerjaan tes siswa dan melakukan wawancara mendalam. Scaffolding diberikan kepada siswa dengan mengacu pada hasil tes dan wawancara. Scaffolding diberikan agar siswa kategori unistructural dapat menggunakan lebih dari satu informasi/konsep dan saling mengaitkan antar konsep agar mampu membuat kesimpulan yang relevan. Scaffolding yang dapat meningkatkan level Taksonomi SOLO siswa adalah scaffolding level 2 yaitu explaining (showing and telling), reviewing (students explaining and justifying; looking, touching and verbalising; prompting and probing questions; parralel modeling ), restructuring (negotiating meanings), dan scaffolding level 3 yaitu developing conceptual thinking (making connections). Kata kunci: scaffolding, taksonomi solo, unistructural,  jarak dimensi tiga Abstract: SOLO Taxonomy is one way to classify students's abilities in working on geometry’s problems. Students who are included in the unistructural category in the SOLO Taxonomy level are able to use one information / conept in solving problems. Based on result of interview with mathematics teachers at MA Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, students had difficulty when interpreting distance material in solid geometry into their minds. Students who have difficulty need help (scaffolding) to increase their level of ability. This study aims to obtain a description of the provision of scaffolding that can increase the SOLO taxonomy level of students in the unistructural category according to student needs. Participants are five student of class 12th who is selected by test. This research uses a descriptive qualitative approach. Researchers as the main instrument analyze the results of student tests and conduct in-depth interviews with students. The test and interview results are used as a reference in providing scaffolding to students. Sacffolding is given so that students in the unistrutural category can use more than one information / concept and link each other between concepts in order to be able to make relevant conclusions. Scaffolding that can increase the level of SOLO’ to solve geometry problems is scaffolding level 2, namely explaining (showing and telling), reviewing (students explaining and justifying; looking, touching and verbalising; prompting and probing questions; parralel modeling), restructuring (negotiating meanings), and level 3 scaffolding, namely developing conceptual thinking (making connections). Keywords: scaffolding, SOLO taxonomy, unistructural, distance in solid geometry
ANALISIS PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA Eka Siti Nur Farochmah; Leonard Leonard
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.8831

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh efikasi diri siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. Metode yang di gunakan adalah metode survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Bina Karya Mandiri kelas XI TKJ Tahun Pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 10 kelas dengan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sebanyak 42 siswa. Penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa data, yaitu berupa data kuantitatif berupa nilai rapor matematika siswa dan hasil angket efikasi diri siswa. Hasil analisis menunjukan terdapat pengaruh positif efikasi diri terhadap prestasi belajar matematika siswa. Kata kunci: Efikasi Diri, Prestasi Belajar Matematika Abstract: The purpose of the research is to describe the improvement in mathematics learning achievement after applying self-efficacy to students. The method used is the survey method, which is the primary data collection method by giving questions to individual respondents. The population of this study was all students of SMK Bina Karya Mandiri class XI TKJ 2019-2020 Academic Year consisting of 10 classes with a randomized sample of 42 students. The research conducted produced some data, namely in the form of quantitative data in the form of student report cards and qualitative data in the form of student self-efficacy questionnaires and observations. The analysis shows that there is a positive effect of self-efficacy on students' mathematics learning achievement. Keywords: Self-Efficacy, Mathematics Learning Achievement
PENGEMBANGAN TES FORMATIF MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) UNTUK SISWA SMP Aliya Ulfah; Chairil Faif Pasani; Kamaliyah Kamaliyah
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.10405

Abstract

Era globalisasi di abad ke-21 menyebabkan timbulnya upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan guru ialah mengajarkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui pemberian tes kepada siswa. Hal tersebut dikarenakan penilaian di abad ke-21 mengharuskan siswa untuk berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan problem solving. Di sisi lain, kebanyakan siswa kurang bisa mengerjakan soal-soal yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, padahal kompetensi dasar pada materi yang dirujuk memiliki kata kerja operasional (KKO) HOTS. Salah satu materi yang memiliki kompetensi dasar dengan KKO HOTS ialah persamaan garis lurus. Oleh karena itu, menyediakan tes formatif HOTS merupakan salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini ialah menghasilkan tes formatif matematika materi persamaan garis lurus berbasis HOTS untuk siswa SMP yang valid. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian pengembangan dengan model formative research yang diadaptasi dari Tessmer. Namun, tahapan pada penelitian ini hanya sampai expert review dikarenakan kondisi Pandemi Covid-19 dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Hasil penelitian berupa 20 butir soal tes formatif matematika materi persamaan garis lurus berbasis HOTS berbentuk pilihan ganda yang memenuhi kriteria validitas dengan kategori sangat valid dari segi materi, konstruksi, dan bahasa menurut para ahli dengan rata-rata sebesar 3,73. Kata kunci: tes formatif, persamaan garis lurus, HOTS, siswa SMP Abstract: The era of globalization in the 21st century has led to efforts to improve the quality of human resources through education. One of the efforts made by the teacher is to teach Higher Order Thinking Skills (HOTS) or higher order thinking skills through giving tests to students. This is because assessment in the 21st century requires students to think at higher levels such as thinking critically, creatively, innovatively, and problem solving. On the other hand, most students are less able to work on questions that measure higher-order thinking skills, even though the basic competencies in the material referred to have HOTS operational verbs (KKO). One of the materials that has basic competence with KKO HOTS is straight-line equations. Therefore, providing a HOTS formative test is one solution to this problem. The purpose of this study was to produce a valid formative mathematics test on HOTS-based straight line equations for junior high school students. The research method used is development research with a formative research model adapted from Tessmer. However, the stages in this study were only up to an expert review due to the conditions of the Covid-19 Pandemic and the limited time the researchers had. The results of the study were 20 items formative mathematics test items HOTS-based straight line equations in the form of multiple choices that met the validity criteria with very valid categories in terms of material, construction, and language according to experts with an average of 3.73 Keywords: formative test, straight line equations, HOTS, junior high school students
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA PADA PENYELESAIAN SOAL BERORIENTASI KONTEN QUANTITY Triwahyu Riyatuljannah; Siti Fatonah
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.10089

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) kemampuan literasi matematika siswa konten quantity secara umum, (2) kemampuan literasi matematika setiap level pada siswa konten quantity. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui metode tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui proses reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Validasi data menggunakan validasi logis oleh ahli, triangulasi sumber dan metode. Kesimpulan penelitian ini yaitu (1) Kemampuan literasi matematika siswa berorientasi konten quantity secara umum memperoleh rata-rata nilai 69,42 dengan kategori baik. 2) Kemampuan literasi matematika siswa berorientasi konten quantity setiap level pada level 1 memperoleh nilai 73,2 kategori baik, level 2 memperoleh nilai 73,85 kategori baik, level 3 memperoleh nilai 67,65 kategori baik dan level 4 memperoleh nilai 58,82 kategori cukup. Kata kunci: literasi matematika, konten quantityAbstract: This study aims to analyze: (1) the students' mathematical literacy skills quantity in general, (2) the mathematics literacy skills of each level of content students quantity. This type of research is qualitative with a descriptive qualitative design. Data collection was carried out through test methods, observation, interviews and documentation. Data analysis was carried out through the process of data reduction, data presentation and conclusion/verification. Data validation used logical validation by experts, triangulation of sources and methods. The conclusions of this study are (1) Mathematical literacy skills of students oriented to quantity content generally obtained an average value of 69.42 in the good category. 2) Mathematical literacy skills of students with content-oriented quantity at each level at level 1 get a good score of 73.2, level 2 get a good score of 73.85, level 3 get a score of 67.65 in the good category and level 4 get a score of 58.82 in the category enough. Keywords: mathematical literacy, quantity content
ANALISIS BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KONTROVERSIAL MATEMATIKA Alfiani Athma Putri Rosyadi
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v9i1.9988

Abstract

Berpikir kritis penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dapat mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan kontroversial. Proses berpikir kritis dalam penelitian ini mengacu pada  (a) Identify, (b) Define, (c) Enumerate, (d) Analyze, (e) List dan (f) Self-Correct. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian terdiri dari peneliti, lembar kerja, hasil kerja mahasiswa dan hasil wawancara. Penelitian ini melibatkan 40 mahasiswa calon guru semester 6 ( 43% ) dan semester 8 (57%) di jurusan matematika di kota malang. Analisis data dilakukan melalui : (1) Reduksi dari data tes dan hasil wawancara ,(2) Analisis dari data hasil tes dan wawancara dan (3) menyajikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah kontroversial melalui lima tahapan yaitu: Identify, Define, Enumerate, Analyze dan List serta Self-Correct. Hal ini menunjukkan terdapat penggabungan proses analyze dan list pada subjek penelitian saat menyelesaikan permasalahan kontroversial. Penguatan argumentasi muncul pada bagian enumerate, analisis dan list. Saran untuk peneliti berikutnya adalah diperlukan studi tentang kemungkinan penggabungan proses berpikir kritis. Selain itu kelemahan pada tahap analisis bisa menjadi referensi untuk dapat menggunakan metode lain untuk meningkatkan berpikir kritisnya. Kata kunci: Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah, Masalah Matematika Kontroversial Abstract:  Critical thinking is essential in everyday life because it can develop the ability to make decisions and solve problems. The purpose of this study was to describe the critical thinking process of students in solving controversial problems. The critical thinking process in this study refers to (a) Identify, (b) Define, (c) Enumerate, (d) Analyze, (e) List, and (f) Self-Correct. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The research instrument consisted of researchers, worksheets, student work results, and interviews. This study involved 40 student-teacher candidates in the 6th semester (43%) and 8th semester (57%) in the mathematics department in Malang. Data analysis was carried out through (1) reduction of test data and interview results, (2) analysis of test and interview data, and (3) presenting them. The results showed that the critical thinking process in solving controversial problems through five stages, namely: Identify, Define, Enumerate, Analyze, and List and Self-Correct. This shows that there is a combination of the analysis and list processes in research subjects when solving controversial problems. Argument reinforcement appears in the enumerate, analysis, and list sections. The suggestion for the next researchers is that studies on the possibility of incorporating critical thinking processes are needed. Besides that, the weaknesses in the analysis stage can be a reference to be able to use other methods to improve critical thinking. Keywords: Critical Thinking, Problem Solving, Controversial Problem

Page 1 of 1 | Total Record : 10